OPTIMALISASI INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG MELALUI AKURASI KEBUNTINGAN DINI TERHADAP UJI PUNYAKOTI DAN PALPASI REKTAL
Abstract
Penelitian ini bertujuan yaitu; 1. Untuk mengetahui akurasi kebuntingan dini sapi melalui uji metode punyakoti dan palpasi rektal, 2. Untuk menentukan dosis terbaik yang bisa terdeteksi dengan uji Punyakoti terhadap penggunaan biji tanaman. Materi penelitian yang digunakan adalah 30 ekor sapi lokal setelah IB, urine sapi, biji padi, biji jagung dan biji gandum. Sedangkan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah semen sapi, straw, gun IB, glove, dan alkohol. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dengan 3 tahap yaitu; 1). Uji Punyakoti, 2. Deteksi Kebuntingan Dini dengan Metode Punyakoti dan 3. Palpasi Rektal. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji proporsi (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil deteksi kebuntingan menggunakan metode uji punyakoti dan palpasi rektal menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena pada metode uji punyakoti tingkat kebuntingan terdeteksi berturut-turut 80% untuk biji jagung, 76,67% dan 73,33% untuk biji gandum. Jagung memperlihatkan tingkat kebuntingan yang tertinggi pada uji punyakoti karena dari 30 sampel terdapat 24 sampel yang dinyatakan bunting. Sedangkan hasil palpasi rektal terhadap 30 sampel sapi lokal yang sama pada tahap 2 memperlihatkan bahwa semua sapi ternyata bunting dengan artian tingkat kebuntingan sapi pada penelitian ini mencapai 100%. Dari hasil penelitian maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa deteksi kebuntingan dini pada sapi lokal dapat dilakukan dengan menggunakan metode punyakoti dengan tingkat kebuntingan mencapai 80%. Sementara itu dosis urine yang terbaik adalah 1:12 dan waktu deteksi kebuntingan terpendek adalah 60 hari setelah IB.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Hak cipta berada pada penulis