pengaruh frekuensi pengambilan straw semen beku Terhadap MOTILITAS SPERMATOZOA dan angka kebuntingan Inseminasi BuataN Sapi turunan Simmental Di Kecamatan Lintau Buo Utara
Abstract
Semen beku adalah semen yang telah diencerkan kemudian dibekukan di bawah titik beku air. Pembekuan semen merupakan usaha untuk menjamin daya tahan spermatozoa dalam waktu yang lama. Rendahnya kualitas semen dan tidak optimalnya teknik penanganan semen beku yang digunakan, kondisi reproduksi sapi betina, serta manajemen ternak dan keterampilan inseminator merupakan faktor yang menghambat keberhasilan IB. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh frekuensi pengambilan straw semen beku terhadap motilitas spermatozoa dan angka kebuntingan sapi turunan Simmental. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Layanan Inseminasi Buatan (ULIB) Tj.Bonai, kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar. Menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 (tiga) perlakuan yaitu frekuensi pengambilan straw semen beku A (frekuensi pengambilan 1 kali), B (frekuensi pengambilan 2 kali), C ( frekuensi pengambilan 3 kali). Setiap perlakuan diulangi sebanyak 7 kali. Analisis keragaman menunjukkan bahwa frekuensi pengambilan straw semen beku berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap angka motilitas spermatozoa dan berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap angka CR.
References
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung.
Garner, D. L. and E. S. E. Hafez. 2000. Spermatozoa and Seminal Plasma in Reproduction in Reproduction in Farm Animals Edited by E. S. E. Hafez. 7th Ed. Lippincott Wiliams and Wilkins. Philadelphia.
Hafez, E. S. E. 1993. Reproduction in Farm Animals. 6th Edition. Lea and Fabiger. Philadelphia.
Hafez, E. S. E. 2000. Semen Evaluation. In:Reproduction In Farm Animal. 7th Edition. Lippincott Wiliams and Wilkins. Maryland. USA.
Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Airlangga University Press. Surabaya.
Herdis. 1998. Metode Pemberian Gliserol dan Lama Ekuilibrasi Pada Proses Pembekuan Semen Kerbau Lumpur. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Marlia. 2011. Hubungan Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Sapi Simmental di PT Lembu Betina Subur Kota Sawahlunto. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang.
Ratnawati, D., L. Affandi., W. C. Pratiwi, dan P. W. Prihandini. 2008. Pengaruh Pemberian Suplemen Tradisional Terhadap Kualitas Semen Pejantan Sapi Bali. Loka Penelitian. Semarang.
Sakti, S. 2007. Reapeat Breeder Pada Sapi. http://sastrisakti.Blogspot.com/2007/12/repeat-breeder-pada-sapi.html. Diakses pada 27 juli 2018.
Saladin, R. 1983. Penampilan Sifat-sifat Produksi dan Reproduksi Sapi Lokal Pesisir Selatan di Provinsi Sumatera Barat. Disertasi. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Salisbury, G. W. dan N. L. VanDemark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Penerjemah R. Januar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sayuti, A., Herrialfian., T. Armansyah., S. Siregar.,T. Niswan. 2011. Penentuan Waktu Terbaik Pada Pemeriksaan Kimia Urin Diagnosa Kebuntingan Dini Pada Sapi Lokal. Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 5 No.1, Maret 2011.
Siregar A. R.,J. Bestari, R. H. Matondang, Y. Sani, H. Panjaitan. 1999. Penentuan Sistem Breeding Sapi Potong Program IB di Propinsi Sumatera Barat.
Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan Bambang Sumantri. Gramedia. Jakarta.
Toelihere. M. R. 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa Bandung.
Toelihere. M. R. 1993. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Penerbit Angkasa Bandung.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Hak cipta berada pada penulis